Hidradenitis suppurativa
https://en.wikipedia.org/wiki/Hidradenitis_suppurativa
☆ AI Dermatology — Free ServicePada hasil Stiftung Warentest tahun 2022 dari Jerman, kepuasan konsumen terhadap ModelDerm hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsultasi telemedis berbayar. relevance score : -100.0%
References
What is hidradenitis suppurativa? 28209676 NIH
Hidradenitis suppurativa adalah kondisi kulit kronis yang terus kambuh dan dapat berdampak serius pada hidup Anda. Penyakit ini disebabkan oleh peradangan pada folikel rambut dan sering kali menyebabkan infeksi bakteri. Dokter biasanya mendiagnosisnya dengan melihat jenis luka yang Anda alami (seperti bintil, abses, atau saluran sinus), lokasinya (biasanya di lipatan kulit), serta frekuensi kambuh dan durasi gejalanya.
Hidradenitis suppurativa is a chronic, recurrent, and debilitating skin condition. It is an inflammatory disorder of the follicular epithelium, but secondary bacterial infection can often occur. The diagnosis is made clinically based on typical lesions (nodules, abscesses, sinus tracts), locations (skin folds), and nature of relapses and chronicity.
Medical Management of Hidradenitis Suppurativa with Non-Biologic Therapy: What’s New? 34990004 NIH
Perawatan non‑biologis dan non‑prosedur biasanya digunakan secara mandiri untuk penyakit ringan, dan dapat dikombinasikan dengan terapi biologis serta pembedahan untuk penyakit sedang hingga berat. Penelitian terbaru memberikan bukti tambahan mengenai efektivitas penggunaan kortikosteroid yang disuntikkan langsung ke lesi pada kambuhnya HS dan lesi lokal. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan tetrasiklin saja mungkin sama efektifnya dengan kombinasi klindamisin dan rifampisin.
Non-biologic and non-procedural treatments are often used as monotherapy for mild disease and can be used in conjunction with biologic therapy and surgery for moderate to severe disease. Recent studies highlighted in this review add support for the use of intralesional corticosteroids for HS flares and localized lesions, and there is evidence that monotherapy with tetracyclines may be as effective as the clindamycin/rifampicin combination.
Hidradenitis Suppurativa: A Systematic Review and Meta-analysis of Therapeutic Interventions 30924446Banyak pengobatan yang digunakan untuk hidradenitis suppurativa, termasuk antibiotik, retinoid, antiandrogen, obat penekan kekebalan, obat antiinflamasi, dan radioterapi untuk lesi awal. Perawatan yang paling direkomendasikan adalah adalimumab dan terapi laser. Pembedahan, baik eksisi sederhana maupun eksisi lokal lengkap dengan pencangkokan kulit, merupakan pilihan yang lebih disukai untuk kasus yang parah dan lanjut yang tidak merespon dengan baik pengobatan lain.
Many treatments are used for hidradenitis suppurativa, including antibiotics, retinoids, antiandrogens, immune-suppressing drugs, anti-inflammatory medications, and radiotherapy for early lesions. The top recommended treatments are adalimumab and laser therapy. Surgery, either simple excision or complete local excision with skin grafting, is the preferred option for severe, advanced cases that don't respond well to other treatments.
Penyebab pastinya belum jelas, namun diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sekitar sepertiga penderita memiliki anggota keluarga yang juga terkena. Faktor risiko lainnya termasuk obesitas dan merokok. Kondisi ini bukan disebabkan oleh infeksi atau kebersihan yang buruk.
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan. Memotong lesi untuk mengeringkannya tidak memberikan manfaat signifikan. Meskipun antibiotik sering digunakan, bukti efektivitasnya masih terbatas. Obat imunosupresif juga dapat dicoba. Pada pasien dengan penyakit yang lebih parah, terapi laser atau pembedahan untuk mengangkat kulit yang terkena dapat dipertimbangkan. Jarang, lesi kulit dapat berkembang menjadi kanker kulit.
Jika kasus hidradenitis suppurativa ringan dimasukkan, perkiraan prevalensinya adalah 1‑4 % dari populasi. Wanita tiga kali lebih mungkin didiagnosis dibandingkan pria. Penyakit ini biasanya muncul pada masa dewasa muda.